Bisnis Perikanan yang Menggiurkan

  • Mar 20, 2024
  • BENDAR.DESA.ID
  • BERITA, KEGIATAN

Bendar.desa.id -  "NKRI iki ombo, rong pertelone laut. Iwake mbok jumuk ngasi pitung turunan gak entek, angger gelem kerjo tekan tengah laut (NKRI ini luas, dua pertiganya adalah lautan. Kamu mau ambil ikan sampai tujuh turunan pun enggak akan habis asal mau melaut ke tengah )

   Kampung Nelayan Desa Juwana Pati

Pekerja membawa ikan hasil tangkapan.

    Itulah kalimat yang sering diucapkan oleh Warga setempat ( Desa Bendar ), Kabupaten Pati, Jawa Tengah kepada para nelayan lain di kampungnya. Ucapan Warga bukan tanpa bukti. Berkat kegigihan dan konsistensinya, kini omset Nelayan setempat mencapai miliaran rupiah setiap tahun.   Kampung Nelayan Desa Juwana Pati

Pekerja membawa ikan hasil tangkapan.

Salah Seorang warga yang tidak mau disebut identitasnya, saat ini mengelola 8 kapal dengan kepemilikan bersama. Kapal-kapalnya ada yang menggunakan alat tangkap purse seine, dan ada juga yang menggunakan gill nets. Saat ini, salah satu kapalnya yang berkapasitas 150 GT sedang melaut di Wilayah Pengelolaan Perikananan (WPP) 718 Arafuru. Sekali menebar jala, rata-rata ikan yang dihasilkan sebanyak 50 sampai 200 ton.   Nelayan pulang Melaut

Nelayan Juwana pulang melaut

Ketika tangkapan sudah mencapai 150 ton, ikan-ikan ini akan diangkut menggunakan kapal pengangkut port to port dari pelabuhan Makassar ke pelabuhan yang dipilih, seperti Juwana, Purbalingga atau Jakarta. Sementara kapal utama masih bertahan di Laut Arafuru. Kapal tersebut akan kembali setelah kotak penyimpanan mereka penuh terisi ikan untuk yang kedua kalinya. 

“(Pendapatan) satu trip bisa Rp 3-4 miliar,” ujar Warga tersebut.

Kampung Nelayan Desa Juwana Pati

Mengepak ikan hasil tangkapan di Tempat Pelelangan

Setiap melaut, biaya perbekalan yang dikeluarkan berkisar Rp 700 juta-1 miliar. Sedangkan biaya angkut ikan variatif, dari Makassar Rp 3.000-3.500 per kg, sedangkan dari Laut Arafuru bisa mencapai Rp 5.500 per kg.

"Sekarang rasa-rasanya enggak ada yang mengalahkan bisnis perikanan. Properti saja kalah kok," kata Warga tersebut yang pernah lulus di perguruan tinggi negeri favorit di Jawa Tengah ini.

Kampung Nelayan Desa Juwana Pati

Pekerja menimbang ikan hasil tangkapannya

Yang bersangkutan menyebut, aktivitas pelelangan ikan di TPI Bajomulyo, Juwana, Pati tidak pernah sepi. Bahkan saat awal mula cantrang dilarang dan nelayan bergejolak, aktivitas jual beli ikan di TPI Bajomulyo tetap berjalan.

"Di sini enggak pernah sepi. Cantrang dilarang pun, kiat tetap ramai karena memang sudah banyak yang tidak pakai cantrang," ujarnya.

Kampung Nelayan Desa Juwana Pati

Nelayan menunjukan ikan hasil tangkapannya.

Hal senada juga terjadi di Pekalongan. Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pekalongan mengatakan, produksi ikan di Pekalongan memang sempat terganggu saat awal mula cantrang dilarang. Namun kini setiap tahunnya produksi ikan di Pekalongan meningkat.

"Alhamdulillah aktivitas di PPN Pekalongan meningkat terus setiap tahun. Apalagi sekarang ikan melimpah," ujarnya.

Suasana tempat pelelangan ikan di PPN pekalongan

Suasana tempat pelelangan ikan di PPN pekalongan.