Bendar, Kampung Nelayan yang Semua Warganya Pengusaha

  • Aug 20, 2019
  • bendar
  • BERITA

 Desa Bendar, Bendar adalah sebuah nama desa nelayan yang terletak kurang lebih 3,9 km di sebelah timur laut alun– alun  Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai nelayan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, masyarakat Bendar justru menjadi pengusaha kapal yang sukses, yang setiap orang bisa memiliki lebih dari satu kapal. Yang mengoperasikan kapal untuk mencari ikan berasal dari luar desa yang ingin mendapatkan penghasilan yang lebih baik. Biasanya, para awak kapal ini adalah para petani yang sedang menunggu masa tanam atau panen. Kesuksesan masyarakat Bendar tidak serta merta datang begitu saja. Banyak perjuangan yang harus dilakukan. Secara umum, pengusaha kapal yang ada di Bendar memiliki pendidikan yang rendah, banyak dari pengusaha tersebut yang hanya lulusan atau bahkan tidak lulus Sekolah Dasar. Tahun 80-an, Bendar sama seperti kampung nelayan lainnya, masih biasa saja. Namun, dengan tekad, kerja keras, usaha, Bendar bisa menjadi sejahtera seperti sekarang. Desa nelayan yang jauh dari kesan kumuh, gubuk reot, dan tentunya bau amis. Bau amis hanya tercium samar – samar dari Tempat Pelelangan Ikan di pinggir sungai. Jika masuk ke Desa Bendar, yang akan terlihat adalah deretan rumah-rumah mewah, berlantai dua atau lebih dengan desain yang modern. Bahkan rumah yang dilengkapi dengan kolam renang. Kekeluargaan dan semangat bersama yang membuat Desa Bendar semakin maju. Menurut tokoh masyarakat Desa Bendar Fendy Faizarrohaman, bagian administrasi perkapalan salah satu pengusaha kapal di Desa Bendar,  jenis kapal yang digunakan ada kapal cantrang, kapal penampung, kapal holler atau pancing, kapal cumi, kapal cakalan, kapal kursin manual, dan yang terbaru ada kapal kursin freezer. Selain gross yang berbeda, biaya pembuatan masing – masing kapal pun berbeda. Untuk sekarang, yang sedang menjadi primadona adalah kapal kursin freezer. Kapal ini sudah menggunakan mesin pembeku dalam menyimpan ikan yang ditangkap selama kapal masih berada di laut. Sehingga ikan akan bertahan lebih lama. Tidak seperti kapal lain yang masih menggunakan es balok untuk mengawetkan ikan. Pembuatan kapal freezer ini juga membutuhkan biaya yang lebih mahal yaitu sekitar  Rp 11 milyar. Tidak hanya jenis, gross, dan harga yang berbeda, jenis ikan yang ditangkap juga berbeda. Jenis kapal holler atau pancing menangkap ikan pancingan, krapu, kakap, manyung atau biasa dikenal dengan patin, dll. Jenis kapal cumi menangkap cumi – cumi dan sejenisnya. Sistem keuangan yang digunakan dalam sistem perkapalan di desa Bendar adalah sistem bagi hasil. Semua hasil jual ikan yang ditangkap, akan dikurangi dengan biaya sebelum berangkat, seperti bahan makanan, bahan bakar, obat, atau mungkin perbaikan kapal yang biasanya disebut dengan “perbekalan”. Setelah itu, hasil bersihnya akan dibagi kepada pemilik, nahkoda, montoris ( pemegang kendala mesin ), dan awak kapal ( dalam istilah jawa “ pendega “ ). Pembagian hasil untuk setiap jenis kapal juga berbeda-beda. Misalnya, untuk jenis kapal holler atau pancing, perbekalan yang dibutuhkan jika tidak melakukan perbaikan kapal, dirata – rata 110 juta. Untuk hasil jual, bergantung seberapa banyak ikan yang didapat dan harga ikan itu sendiri. Jika dirata – rata, kapal holler menghasilkan 410 juta untuk sekali melaut. Jadi, sistem bagi hasil yang dilakukan 410 juta dikurangi 110 juta, didapatkan 300 juta, dimana 300 juta akan dibagi 45% untuk pemilik kapal dan 55% untuk nahkoda, montoris, dan awak kapal ( ABK ). Biasanya, waktu untuk melaut 1 – 2 bulan dengan jumlah semua awak kapal 15 – 25 orang, tergantung jenis kapalnya. Tertarik dengan desa ini? Bisa dikunjungi kapanpun karena masyarakat Bendar sangat welcome dengan orang yang ingin belajar. Sebagai buktinya, Desa Bendar menjadi desa yang sering digunakan, bahkan sudah menjadi tempat pasti untuk praktek murid – murid SMK Pelayaran se – Nusantara. Selain itu, Menteri Kelautan dan Perikanan pada masa pemerintahan Bapak SBY yaitu Bapak Sharif Cicip Sutarjo juga pernah mengunjungi desa ini. ( Admin desa )